Untuk adik kecilku ...
Di tengah sengitnya
angin malam merantai tubuh kecil lemahku ini, sebelum mereka terurai
tercerai-berai menuju ke tempat yang lain, aku telah menitipkan semua kenangan
bersama dengan mereka. Kenangan buruk penuh dengan ratap tangis dan air mata,
yang harus dibungkus untuk dibuang, tentang aku dan dirimu. Biarkan angin
berlalu, berlalu membawa semua kenangan pahit nan pedih melukai hati itu.
Biarkan mereka pergi membawanya, kemudian menyembunyikan lalu menguburnya di
balik gunung agar tak bangkit lagi tuk membawa kepedihan di antara kita.
Kini bersama dengan
benda kecil yang mungkin tak bernilai apa-apa di matamu, aku kirimkan salinan
kenangan terindah yang terlukis di sepanjang jalan di bumi ini. Kenangan
terindah yang pernah kita lalui bersama di setiap detakan waktu yang berjalan
sepanjang matahari terbit hingga bintang-bintang datang menjemput ketika malam
tiba. Kenangan terindah, di mana ada senyuman dan canda tawa yang tak pernah
terfikir olehku dapat kulihat terpancar dari wajahmu yang cantik nan rupawan
sepekat pelangi di kaki langit. Aku ingin kau menyimpannya, demikian pun
diriku, menyimpan kenangan-kenangan indah itu di dalam hati.
Bersama dengan benda
kecil ini, juga aku ingin kau selalu mengingat aku. Jikalau kau melihatnya berdetak,
maka ingatlah aku, ingatlah detik demi detik yang pernah kita lalui bersama.
Tak ada yang bisa meramal kenyataan, jika nanti waktuku tak sepanjang yang aku
harapkan, aku ingin kau selalu mengingat aku dan menyisihkan sebuah tempat
kecil di dalam hatimu untuk aku dapat bersemayam di sana.
Terimakasih untuk
semua cinta yang pernah aku dapatkan darimu, tiada hari terindah selain
hari-hari di mana kau menggenggam erat jemariku dan membisikan kata cinta di
telingaku. Bumi mendengar dan alam akan segera bertindak, jika suratan surgawi
adalah seperti doa-doa kita berdua, maka jadilah seperti yang kita aminkan.
Dengan tanganku, aku
menulis barisan kalimat ini. Karena dengan tulisan dari tanganku ini, saat kau
membacanya, maka bayangan tanganku pun bagaikan telah meraih tanganmu. Hatiku
akan selalu bertuju padamu, meskipun ombak berbalik arah dari daratan menyapu
lautan, aku tak akan pernah menoleh darimu.
Salam, dari orang yang
sangat mencintaimu.
Comments