PUISI - SAAT KAU PERGI

Dalam setiap deru dada ini bernafas
Kurasakan aku mulai melemah sesak-sesak
Kurasakan wajahku basah terkulai dingin
Ada air yang mengalir di sepanjang garis bola mata ini

Dalam setiap detik yang kini kulalui sendiri
Kurasakan aku tak berdaya berjalan seorang diri
Tak mampu menepis kerasnya cinta yang harus kuhadapi
Dengan sisa-sisa nafasku yang kini pun mulai tergoyahi

Di tengah jalan yang berbatu tajam
Kau lepaskan peganganmu dari tanganku
Kau menghilang dibawa lari oleh siapa ku tak tahu
Dan aku pun harus berjalan sendiri terjatuh-jatuh

Menangis ...
Aku menangis ...
Aku tak bisa ...
Aku tahu ...

Aku tak bisa melangkah tanpa dirimu
Aku tak tahu arahku 'tuk kembali pulang
Aku sudah terlalu jauh berjalan bersamamu
Hingga aku lupa akan jejak-jejak yang ku tinggalkan

Aku sudah terlalu jauh membangun perasaan ini
Rasa sayang dan cintaku sudah tumbuh terlalu besar
Aku sudah terlalu lama menyimpan perasaan ini
Tak mudah bagiku untukku menguburnya begitu saja

Di dalam rangkain kata tangis ungkapan hati ini
Aku datang memohon belas kasih
Aku datang memohon pertolongan
Kembalilah di sisi-sisi kulit hidupku

Aku sudah tak mampu menatap dunia ini dengan jelas
Karena kau adalah kedua bola mataku
Yang kini jauh entah ke mana perginya
Yang biarkan aku menyendiri di dalam kesunyian

Aku sudah tak mampu untuk hidup kurasa
Karena kau adalah jiiwa dari nafas-nafasku
Yang kini tinggal menunggu kuasa Allah datang padaku
Untuk membawaku pergi ke nirwana takhtaNya

#YANLIS ALIM SANG PUTRA LASE
15 AGUSTUS 2014

Comments