SAJAK - MASIH MENCINTAIMU

Tawa-tawa di binar wajahmu masih terbayang-bayang pada pandanganku. Seakan dirimu sedang tersenyum dan tertawa di hadapanku seperti di kala itu. Tak ada malam untukku, tak ada lelah untukku, dan ku tak butuh istirahat karena itu. Aku hanya butuh kamu selalu ada untuk diriku dan hatiku.

Lelaplah dikau tidur tenggelam di dalam mimpi indahmu tanpa ada aku, jangan ada aku sekalipun jangan, karena aku hanya akan menggelapkan mimpimu. Teringat saat kau raih tangan ini dengan kedua tanganmu, aku hanya bisa tersenyum bahagia, berharap kau tak akan pernah melepaskanku darimu.

Dari sebuah batu keras yang tak terpecahkan yang berdiam diri di dalam hatimu, kini aku akan  segera berubah menjadi titik-titik abu yang akan tercerai-berai dari dirimu, menghilang tanpa ada bekas pijakan kaki, dan tanpa ucap kata perpisahan. Setelah kupahami bahwa kubukan yang terbaik untukmu, ku tak mampu menjadi seperti yang kau harapkan meskipun terus berusaha, aku serasa tlah mati.

Aku masih menyayangimu, aku masih mencintaimu, aku masih membutuhkanmu, aku tak akan merelakanmu pergi jauh dariku. Tak akan pernah dan tak akan. Aku hanya ingin menulis sebuah cerita baru, cerita cinta yang indah bersama denganmu. Bukan cerita yang penuh dengan coretan hitam menodai cerita kita.

Belum lama kau pergi meninggalkan diriku, kau terasa sudah sangat jauh dariku. Di sini aku sangat merindukan dirimu. Hatiku terluka tapi tak berdarah. Sejak langit mulai menghitam hingga kembali remang menerang, pikiranku tak pernah berhenti menulis namamu di setiap nadi-nadi dalam jiwa ini.

Aku tak akan memejamkan mata ini, aku takut tak bisa membuka mata lagi hingga aku tak bisa melihatmu. Aku masih ingin berada di sisimu. Jika suatu saat nanti, aku tak sempat melihat senyummu lagi ketika aku tak bisa lagi menyaksikan matahari terbit, 'ku harap kau tinggalkan setitik cinta untukku, di atas petiduran abadiku. Mungkin sejenak lagi setelah 'ku kedipkan mata ini berkali lagi, semuanya akan tinggal kenangan di dalam nyata.


Jika hariku nanti sudah tak sepanjang nafas, tolong jangan menangis untukku. Maaf, karena aku sudah tak akan mampu lagi menyentuhmu apalagi 'tuk menghapus air matamu. Di sana, aku berada, tetap menunggumu. Walaupun kurasa tak mungkin ada air mata yang 'kan terjatuh untukku.

Comments