PUISI - SELAYANG PANDANG SURGA NEGERIKU

Kusembah kau dengan api dan darah
Kusembah kau dengan pedang dan mata tombak
Negeri yang lahir dari tangan para petarung sejati
Yang kini telah binasa di dalam lubang maut
‘Tuk bersihkan pertiwi dari murka angkara

Bebas ...
Kini negeri besar si Macan Asia
Tak lagi histeris, telanjang, dan kelaparan
Pancaran keindahannya tlah nyata melekat pada alam
Hidup hijau dengan kemegahan bak taman kerajaan

Angin-angin bertiup tak hanya satu-satu
Mereka berhembus terus tiada ragu-ragu
Menjelajahi negeri beregu-regu
Menikmati pesona indahnya batu-batu
Dihiasi solekan pasir yang berkilau gemilau

Inilah negeri besar sejuta bahasa
Negeri sejuta budaya, negeri sejuta wajah
Tahukah kau ?
Bahkan suara isak tangis perih dan ratapan pedih
Tiada yang sama di setiap tanah kau berpijak pada negeri ini

Aku ingin bercerita ...
Tak bisa kusembunyikan keindahan yang ingin kusampaikan
Kuberi tahu pada kalian !
Aku telah menemukan surga
Sebuah surga penuh dengan nikmat dan indah

Aku rasa ...
Tak akan ada lidah yang bisa kisahkan permainya tanah ini
Bahkan aku sendiri pun hanya mampu tercengang di tempatku berdiri
Dengan mulutku terus menganga-nganga
Seakan nalar dan logikaku tak percaya dengan apa yang dilihat oleh mataku

Tidak ...
Tidaklah hanya pepohonan dan gunung-gunung semata
Rerumputannya pun begitu menarik hati
Hingga kau tak akan percaya
Bahwa sebiji kerikilnya saja pun akan mampu mengobati luka dalam hatimu

Suatu ketika saat aku berjalan menyusuri pinggiran kota
Tak sadar aku berteriak dan mengerang
Ini bukan erangan karena rasa sakit atau dukacita
Tapi suara yang muncul dari dasar jiwa yang diteror kengerian
Aku ngeri menyaksikan negeriku seperti sebuah nirwana tanpa batas

Putuskan panjang angan-anganmu
'Tuk pergi dan berlayar ke negeri orang
Jangan terlalu hanyut dalam pikirkan rumput tetangga
Rumput sendiri pun pasti lebih enak meski tanpa garam
Cintailah permata yang ada di negerimu sendiri

Beginilah kuhidup ...
Kurasa tiada yang akan sia-sia
Dan jika bahkan kematianku ‘kan datang sebentar lagi
Aku akan mati dalam lautan warna pelangi
Karena aku tlah puas menikmati pesona surga negeriku

Pada batu nisanku ...
Akan kulukis dan ukir indah wajah negeri ini
Agar semua orang yang datang pada pemakamanku
Mereka pun tahu dan sadar
Bahwa aku dan mereka punya negeri yang teramat elok

Inilah sajak yang aku tulis di bulan cahaya
Saat bunga-bunga jatuh melekat di aspal jalan
Saat dedaunan jatuh berguguran di taman
Pada sajak ini kujelaskan tajam banyak harta keindahan pada negeriku
Dan kini sajak ini aku akhiri sampai di sini ...

#YANLIS ALIM SANG PUTRA LASE
14 JUNI 2014

Comments