PUISI - KETIKA DOA MELAWAN DUSTA

Bapak memahat batu mengucurkan keringat
Tat kala kulit tuanya pun terkena bagaikan tersengat
Bola matanya terpercik pecahan batu-batu
Mata itu pun mulai kabur dan berkabut

Bahunya memanggul batu jadi, pergi berdagang
Berjalan mengitari kota, mencari pembeli barang
Kemudian batu-batu itu diganti dengan sekantong logam
Kini ia pulang karena hari sudah malam

Di tengah malam saat hening tak ada suara
Anaknya datang membawa perkara
Akal sehatnya telah terbalut otak bejatnya
Lalu ia membongkar peti mencari harta

Lidah-lidahnya berlunglai liar mengobral kata
Berirama seperti sedang teriring alunan harpa
Mulut pun berucap seakan tak tahu apa-apa
Lalu telinga mendengar dan percaya begitu saja

Doa dan kesal sang bapak pun sampai ke bumi
Dan kutukan dari dewa tak terelak lagi
Kini sang anak mulai mengeras satu-satu
Lalu sekujur tubuhnya berubah menjadi batu

#YANLIS ALIM SANG PUTRA LASE
18 APRIL 14

Comments