PUISI - KELAMIN BUKAN MAINAN

Digoncang bayang-bayang kematian
Disentak oleh deru nada-nada keras
Membuat batin tak dapat merasa damai
Karena kelamin yang ditanda rendah

Kelamin seakan menjadi hakim
Memberi masa depan tanpa pilihan
Melaju di tengah pustaka buku
Atau malah menjadi budak di dalam rumah

Wanita dijajah lalu dipersunting
Sedang pria dielu-elu bak seorang raja
Jerit tangis suara wanita pun
Bertanding dengan gelegar tawa suara pria

Cerita ini harus segera berakhir
Sebelum air mata menuntut nyawa
Tak ada anak tiri di balik anak kandung
Hidup di atas timbangan datar

Pria dan wanita tiada beda
Punyai kodrat dan kedudukan yang sama
Keduanya pun layak
Layak memilih jalan hidupnya sendiri

#YANLIS ALIM SANG PUTRA LASE
28 FEBRUARI 2014

Comments