Ani tidak berhenti
menangis karena malu, hampir semua kakak kelas melirik beda dengan dirinya
setiap kali ia hendak pergi ke suatu tempat di dalam lingkungan sekolah, di
kantin terlebih-lebih karena di sanalah semua siswa berkumpul pada jam
istirahat. Bagaimana tidak, ia begitu malu dan seakan hilang harga diri sebagai
seorang wanita setelah dipermalukan oleh beberapa kakak kelas. Surat yang
berisi perasaannya kepada salah seorang kakak kelas telah dibacakan di depan
umum oleh teman-teman kakak kelas yang ia beri surat tersebut. Ia hampir
pingsan ketika ia dikatai tidak punya harga diri dengan mengejar-ngejar pria.
Bukan tidak punya harga diri, tapi apa salahnya jika seorang perempuan
mengungkapkan perasaannya terlebih dahulu. Sepertinya tidak salah dan itu
tidaklah menjadi sebuah masalah.
Ani tidak akan memberi
maaf kepada kakak kelas yang ia sukai tersebut, karena bukan diberi balasan
akan perasaan itu tapi malah diberi rasa sakit hati karena dipermalukan. Sebut
saja kakak kelas itu bernama Akur, ia berusaha membela dirinya di depan Ani
dengan mengatakan bahwa dia tidak suka cewek yang cengeng yang suka menangis.
Ani juga membela dirinya dengan mengatakan bahwa ia menangis bukan tanpa sebab,
tetapi karena kamu sendiri yang membuat aku menangis, wahai kakak Akur yang
terhormat. Mereka berdebat, suasana pojok sekolah menjadi mengganas karena
keduanya berantem dengan keras.
Akur menggunakan
prinsip bahwa laki-laki harus mengalah kepada perempuan, sehingga ia pun
meminta maaf kepada Ani dan menjelaskan kejadian yang sebenarnya. Surat
tersebut tidak sengaja ditemukan oleh teman-temannya dan kemudian mereka
berusaha untuk menjaili Akur dengan membacakannya di depan kelas. "Kamu
nggak usah takut dekt, biarkan saja mereka berkata begitu terhadapap kamu karena
kakak nggak akan peduli. Kakak juga punya perasaan yang sama dengan Ani. Kakak
to the point saja, Ani mau nggak jadi pacar kakak ?", tanya Akur kepada
Ani ketika mereka bertemu di kantin sekolah. Langsung saja Ani menjawab tanpa
harus berpikir lagi, "Maaf kak, Ani memang sayang sama kakak tapi Ani
butuh waktu kembali untuk memperbaiki hatinya Ani yang telah tersakiti
sebelumnya. Kalau kakak memang serius dengan perkataan kakak yang sebelumnya
maka Ani membutuhkan bukti, Ani berikan waktu selama seminggu untuk menunjukkan
kejujuran dan keseriusan kakak pada Ani. Meski Akur agak sedih karena akibat
ulah teman-temannya, dia menjadi susah untuk mendapatkan Ani kembali, tapi dia
tetap menerima syarat dari Ani. "Baiklah Ani, kakak bersedia dan akan
membuktikan pada Ani kalau kakak sayang sama Ani. Kakak nggak bohong,"
jawab Akur pada Ani.
Akur pun mulai
membuktikan kejujuran dan keseriusannya pada Ani, dengan memberi perhatian
lebih dan rasa peduli yang lebih. Memberi Ani rasa sayang dan rasa cinta
sehingga Ani nyaman dengan dia, berbagai cara dilakukan oleh Akur. Mulai dari
mengantar dan menjemput Ani dari rumah, kemudian pulang bersama dari sekoah.
Ani juga tidak menolak, karena ia ingin tahu sampai di mana usaha Akur untuk
menjalankan syarat yang dia beri. Pada hari ke enam sebelum menuju hari ke
tujuh, saat pulang sekoah dengan tujuan awal adalah mengantarkan Ani terlebih
dahulu ke rumah tapi malah berbalik arah menuju rumahnya sendiri. Ternyata ia
ingin memperkanlkan Ani kepada kedua orangtuanya, Ani sangat terkejut ketika
Akur begitu nekat melakukan hal tersebut. Bagaimana kalau orangtua Akur akan
marah kepada Ani, pada saat itu Ani tidak bisa bertindak. Seandainya pun ia
bisa berlari maka ia akan melakukannya. Tapi kesempatan telah tertutup karena
Akur sudah menggenggam erat tangannya hingga tak akan bisa dilepas lagi.
Ternyata orangtua Akur menyambut baik kedatangan Ani sambil memberi nasehat
agar pacaran jangan berlebihan, sebatas wajar saja apalagi karena Akur dan Ani
masih pelajar SMA. Yang menjadi bahan pemikiran Ani adalah karena Akur
mengatakan bahwa mereka berdua berpacaran. Padahal Ani belum mengatakan mau
untuk menjadi pacarnya Akur, mereka kembali memperdebatkan hal tersebut di
perjalanan ketika Akur mengantarkan Ani pulang ke rumah. "Hei, kakak Akur
yang manis mengapa tadi kakak mengatakan bahwa aku adalah pacar kakak ?
Bukankah Ani masih belum memberi jawaban ?", kata Ani pada Akur.
"Sudahlah Ani sayang, kakak tahu kalau Ani juga akan menerima kakak. Ani
nggak usah malu lagi, pokoknya mulai sekarang kakak nggak mau kalau ada orang
lain yang mengambil Ani dari kakak, dijawab atau nggak dijawab, Ani tetap akan
jadi pacar kakak mulai detik ini juga", jawab Akur pada Ani dengan lembut
sambil mengulurkan tangannya ke belakang meraih tangannya Ani. "Sudah, lepaskan
tangan kakak. Nanti kita terjatuh, yang dipegang bukan tangan Ani. Tapi stang
motornya lo kakak Akur yang tersayang", kata Ani pada Akur dengan wajah
yang sudah semakin memerah dan senang tiada terkira.
Sejak hari ke enam
tersebut, Ani resmi menjadi miliknya Akur dan mereka pun menjalani hubungan
mereka dengan serius. Tidak peduli apa kata orang, yang penting Ani adalah yang
terbaik buat kakak, itulah kalimat yang sering diucap Akur kepada Ani jika Ani
sedih mengingat perkataan-perkataan miring tentang dirinya. Percuma kita
meyakinkan akan bisa mendapatkan sesuatu yang kita inginkan jika kita tidak
berusaha, usaha adalah satu-satunya jalan untuk mendapatkannya tanpa harus
dibelas kasihani oleh orang lain.
SEKIAN
#YANLIS ALIM SANG PUTRA LASE
24 MEI 2013
Comments